Showing posts with label institusi. Show all posts
Showing posts with label institusi. Show all posts

Saturday 15 September 2012

Forum #1: Wanita Idaman Lain


Pertanyaan:

Assalamu’alaikum wRwB
Bu Nur, apa kabar? Hai, saya mau tanya nih. Menurut ajaran Islam apa yang harus dilakukan wanita muslimah, jika suami mulai tertarik pada wanita lain.
Terima kasih

(diterima via sms, hari Selasa, 5 Juni 2012, dengan permohonan ma’af yang sebesar-besarnya,  pertanyaannya di share, semoga bermanfa’at, karena mewakili suara kebanyakan kaum Hawa)

Jawaban:

Wa’alaikumussalam wRwB
Kalau dari sudut Islam itu sudah jelas ya, kenapa dibukakan jalan untuk poligami, karena ALLAH Maha Tahu hambaNYA yang berjenis kelamin lelaki itu memang selalu ada kecenderungan ke arah sana ya, tapi juga ternyata persyaratannya tentunya tidaklah mudah karena harus adil, dan juga berat dihadapan ALLAH di saat tidak bisa melaksanakannya dengan baik.

Itu teorinya, namun ketika ternyata rumah tangga kita sendiri yang dihadapkan kepada permasalahan tersebut di atas, akanlah terasa berat sekali, dan agak sulit menerima kenyataan tersebut, tapi juga harus berfikir jernih dan taktis agar permasalahan tersebut tidak berlarut larut merontokkan kinerja bahkan jiwa kita, karena amanah sebagai istri dan ibu yang juga sekaligus karir tentunya juga telah sangat menyita waktu.
Menurut pemahaman pribadiku, ada beberapa hal yang harus dilakukan:

Cooling Down
Ketika kita sebagai istri mengetahui bahwa suami tercinta kita ternyata menyukai wanita lain, mungkin hal yang paling pertama dilakukan adalah: penenangan diri, dan jangan emosi yang dikedepankan, karena akan mengakibatkan  saling diam yang berlarut  cold war yang akan  menghambat ke proses selanjutnya, yaitu tidak akan tercapainya komunikasi yang sehat.

Communication
Setelah hati tenang barulah kita bisa berkomunikasi dengan baik dan dengan kepala dingin, dan siap dengan proses selanjutnya yaitu klarifikasi tabayyun, dan meletakkan akar permasalahannya, barangkali saja itu hanya isu yang sengaja dikembangkan oleh orang yang kurang suka dengan keharmonisan keluarga kita, atau sudah jelas di depan mata kita dan mendengar sendiri pengakuan dari suami bahwa, iya dia sedang mencintai wanita lain. Untuk kasus yang terakhir bisa kita selanjutnya berdialog dan meminta alasan mengapa  suami menyukainya, dan harus siap mendengarkannya, terkadang hadirnya orang ke3 dapat juga berdampak positip, yaitu semakin mempererat hubungan suatu keluarga utuh (seperti yang sering dibicarakan SELINGKUH SELINGan Keluarga UtuH), dan terkadang hanya strategi suami saja agar lebih diperhatikan, karena sejalan dengan usia perjalanan pernikahan, biasanya isteripun terjebak dengan rutinitas di rumah atau di tempat bekerja, sehingga  perhatian terhadap pasangan pun tanpa kita sadari semakin memudar, agak kontroversial memang, karena dalam Islam tidak mengenal konsep Infidelity (perselingkuhan), karena dalam Islam, baru melihat nya pun sudah merupakan perjinahan mata, apalagi sudah ke fisik lainnya, dan tentunya haruslah ke dua belah fihak merasa takut sama ALLAH, karena itu bisa dikategorikan sebagai perjinahan ghoiru muhshonat yang sangat keras hukumannya, yaitu didera ke2nya sampai meninggal, namun belakangan ini dianggap sebagai perselingkuhan yang sangat aman, karena berlindung di balik kesucian institusi pernikahan, naudzu bILLAHi min dzalik…

Reflection
Saatnya kita merenung dan merefleksikan diri di wilayah mana sesungguhnya perbaikan itu harus segera dilakukan:

Kasus 1:
Kalau suami kita selama perjalanan pernikahan menurut penilaian kita sebagai isteri, sangat memahami dan mendalami agama dengan baik, sangat baik perilakunya: perhatian, pekerja keras, sudah sangat melindungi dan mencukupi kebutuhan keluarga dengan baik, lantas pertanyaannya: bagaimana dengan kita sendiri, apakah sudah berupaya yang sama? Karena pada hakekatnya, selama perjalanan pernikahan, kita harus tetap menyelaraskan diri juga untuk tetap menjaga agar semua kualitas baik itupun kita tetap jaga.

Hindari terlalu berprasangka, tapi tumbuhkan kepercayaan penuh trust, karena kepercayaan itu selain merupakan do’a isteri agar suami tetap berada di jalanNYA, kitapun aman dengan kepercayaan kita, bahwa keimanan suami pun juga akan menjaga diri suami dari perlakuan yang tidak baik tersebut.

Kita bahas 1 kasus saja dulu ya, karena melalui refleksi tadi, baru kita tahu di posisi mana? Orang lain mungkin hanya akan mengurangi beban saja dengan mendengarkan, tapi sesungguhnya yang mengetahui dan merasakan dan sekaligus memilih mana yang terbaik itu adalah hak perogatif masing masing individu, namun sesungguhnya mohon bimbingan  teruslah hanya pada ALLAH semata, karena BELIAU lah yang Maha Tahu atas segala sesuatunya termasuk yang terbaik bagi hambaNYA, dan semoga ikhlas dalam menerima keputusanNYA, karena pada hakikatnya JODOH (perjodohan dengan siapa kita menikah, apakah berakhir dengan perceraian mati atau hidup, atau harus melalui poligami?), PATI (kematian) BAGJA (kebahagiaan), CILAKA (Mushibah), semua ada dalam genggamanNYA…

Sekarang hati kita lagi terusik dan sakit, tapi apabila kita simak ke5 pengobat hati: (1) Membaca sebanyak-banyak Ayat-ayat Al Qur’an dan maknanya, karena pada dasarnya semua permasalahan kehidupan kita sudah tercatat penyelesaian di dalamnya, semoga kita senantiasa diberi jalan yang terbaik dalam menyelesaikan setiap permasalahan kehidupan kita, amien. (2) Mendirikan Shalat malam, curahkanlah semua keluh kesah resah gundah kita hanya pada NYA, dan semoga kita pun terangkat  menjadi Hamba PilihanNYA yang diberi hati yang bijak dan perkataan yang berwibawa, Amien. (3) Bergaulah senantiasa dengan sebanyak-banyaknya orang shalih dan shalihah di sekitar kita, karena dengan merekalah hati kita akan merasa nyaman dan terlindungi karena nasihat2nya, baik tentang kebaikan maupun keshabaran, dan bukanlah dengan orang-orang yang tidak beriman, karena boleh jadi nasihatnya pun akan mendurhakaiNYA, seperti balas dengan melakukan yang sama, dll., karena semuanya tidak akan menyelesaikan permasalahan tetapi menuai kehancuran bagi kehidupan kita sendiri, tetaplah untuk menjaga diri ‘iffah’ di posisi manapun kita berada; (4) Memperbanyak shaum sunnah, karena dengan shaum sunnah, bersihlah hati dan fikiran kita, sehingga keputusan apapun yang ada di hadapan kita, kita akan lebih ikhlas menerimanya, karena di posisi manapun peran kita sebagai ibu harus tetap tegak, ibu harus tetap kuat, karena harus senantiasa mendampingi dan membimbing putera/puteri kita untuk menjadi penerus pilar pilar kehidupan yang mashlahat di muka bumi ini, dan (5) Memperbanyak berdzikir kepada ALLAH, karena sesungguhnya ‘Alaa Inna BidzikrILLAHi Tathma’innul Quluub’ hanya dengan banyak mengingat ALLAH lah hati kita akan merasa tentram,

Panjaang sekali, ya… Semoga bisa mengurangi gundah yang ada…
Dari teman sejatimu
Nur

(1st  launched @wordpress.com dated June 5, 2012)


Forum #2: Tarawih Ramadhan


Ini malam pertamaku berniat shalat tarawih ramadhan 1433H di mesjid dekat rumah. Sengaja kupilih mesjid dekat rumah, karena Ramadhan sebelumnya, tarling- tarawih keliling; dua pertiga Ramadhan di masjid kampus Salman, Institut Teknologi Bandung yang sangat kurindukan, karena sejak masa remajaku, masa SMAku dan kuliahku dulu, tempat ini merupakan pusat kegiatanku untuk membina silaturahim serta berbagi ilmu dan pengalaman dengan sesama aktivis mahasiswa dari berbagai universitas dan berbagai bidang keilmuan, dalam wadah KARISMA-Keluarga Remaja Islam Masjid Salman ITB , yaitu di sekitar tahun 1985an, di mana masa jaya-jayanya KARISMA sangat terasa, membahana sampai ke seluruh penjuru nusantara, bahkan sampai ke beberapa negara tetangga seperti Malaysia. Dan tanpa terasa kegiatanku di sana sampai juga pada keorganisasian DPP Dewan Pembina Pembina, yang merupakan motornya segala arahan dan pembinaan semua Pembina Karisma yang ada pada saat itu.

Kerinduanku untuk kembali tarawih di sana sangat menggelitik, sekaligus juga terdukung oleh diterimanya putera pertamaku di Arsitektur ITB, yang pada saat itu berkesempatan menjadi panitia Ramadhan di mesjid tersebut.

Menimba ilmu dari sejumlah pakar: akademisi, politisi, ulama, menteri, maupun pejabat pemerintah, dan lain lain,sangatlah memberikan arti yang sangat luarbiasa terhadap perjalanan ruhaniyahku, insya ALLAH.
Untuk sepertiga Ramadhan nya lagi, kami lanjutkan di Mesjid Pusdai (Pusat Dakwah Islam). Terhanyut hati, rasa dan sekujur tubuh, merasakan khidmatnya iktikaf sampai hari menjelang malam takbiran. Itu tarawihku Ramadhan tahun lalu.

Tarawih dekat rumah ternyata memberikan arti lain bagi tali silaturrahimku dengan semua tetangga teman-teman pengajian yang sangat kucintai yang sudah lama juga tidak kusempatkan untuk silaturahim. Ternyata, luapan kebahagiaan silaturrahim dari tetangga sebelah rumah, serta mahasiswi yang telah begitu sangat kangen ingin saling bertemu, begitu terasa, tersadar diri, karena ternyata selama ini, aku terlalu disibukkan oleh rutinitas pekerjaan, yang cukup menyita waktu, dengan hari hari P4 ku, pergi pagi dan pulang petang.
Sambil menunggu shalat Isya, di sebelahku duduk salah seorang tetangga terbaikku, dan menyampaikan kisah sedihnya, bahwa adiknya terpaksa harus tidak lagi tinggal bersama suaminya, karena suaminya tiba-tiba pergi, setelah mengganggur cukup lama, dan mengandalkan semua kebutuhan keluarganya dari ibu mertuanya.

Kasus 2:
Tersentak, trenyuh sekaligus terharu sekali mendengarnya, di saat bulan penuh keberkahan, nun di sudut sana seorang isteri ditemani beberapa anaknya yang masih sangat kecil harus merasakan kepiluan yang mendalam karena kehilangan suami dan ayah tercintanya. Dan di sudut ruang yang lain, seorang suami yang seharusnya merasakan kedamaian Ramadhan di tengah keluarga tercintanya, ternyata harus menghabiskan ramadhan sendirian. Inilah kasus ke dua yang selanjutnya ingin aku sampaikan di forumku setelah kasus pertama diluncurkan beberapa waktu lalu, dalam bingkai wanita idaman lain.

Setelah wanita idaman lain, kehilangan pekerjaan juga merupakan pemicu bagi perpecahan suatu keluarga.
Dalam hal ini, terasa sulit untuk mengetahui siapa yang salah dan yang harus dipersalahkan. Namun, kenyataannya, sudah sangat banyak kejadiannya di depan mata, karena pengangguran pun terjadi di mana-mana.

Dari segi kepentingan pun, terasa sulit untuk dijadikan prioritas penyelesaian, karena semua fihak perlu penanganan tepat dalam waktu yang sangat cepat pula, karena kalau tidak difahami dan diselesaikan akar permasalahannya, akan berlarut dan menyeruakkan prahara yang semakin menganga.

Ada beberapa fihak yang harus saling memahami dan selalu saling bertenggang satu sama lain, agar kebahagian mutiara hati, putera puteri tercinta tidak ternodai dan tercerabut begitu saja, serta upaya sadar lainnya, agar tidak sampai menenggelamkan bahtera pernikahan yang sudah hampir kandas, akibat keputusan orang dewasa sekitar yang kurang tepat dan kurang bertanggungjawab:

Fihak suami
Kehilangan pekerjaan bagi seorang penanggung nafkah keluarga, yang secara sosialnya terwakili oleh kaum pria, dan secara faktualnya ternyata sangat banyak juga kaum hawa yang karena tuntutan kebutuhan yang ada, harus membanting tulang menafkahi keluarganya, adalah merupakan pemicu stress yang paling tinggi, di atas stress yang dialami karenan perceraian.

Bisa difahami, secara psikologis, karena bagi anak-anak kebahagiaan terletak pada bermain dengan sebayanya, dan tentunya bagi orang dewasa berkarya, atau bekerja bersama koleganya. Kehilangan pekerjaan, berarti kehilangan mata pencaharian, kehilangan pride, apalagi terkadang semakin diperparah dengan permintaan perceraian dari pasangan yang dicintainya, lengkaplah pemicu stress tertinggi serta kedua tertinggi sekaligus dalam waktu yang hampir bersamaan teralami dan meporakporandakan sekaligus mengkandaskan seluruh harapan dan kebahagiaanya.

Fihak isteri
Memang tidak mudah menerima kenyataan bahwa suami tercinta harus kehilangan pekerjaan. Selain harus mengatur urusan rumah tangga yang tentunya tidak mudah dan murah, harus juga memahami psikologis suami yang mulai berubah, menjadi temperamental dan kekanak-kanakan. Ekstra shabar dan penuh kasih terhadap suami dan anak-anak tercinta, tetap harus menjadi kunci agar tidak semakin menambah prahara bagi berbagai fihak.

Berusaha hidup hemat, berfikir melakukan sesuatu yang dapat membantu keuangan keluarga, dengan tentunya berbicara langsung dengan keluarga terdekat. Biasanya, mereka lebih mengetahui kelebihan kita, sehingga memperoleh dukungan modal maupun moral bagi keinginan kita untuk membantu ekonomi keluarga.

Berbicara dengan fihak sekolah tempat putera puteri kita belajar, keterbukaan ini diharapkan bisa mempertahankan prestasi maupun keberlangsungan pembelajaran putra/i kita di sekolah. Dengan upaya pendekatan tersebut, biasanya tersedia beasiswa ataupun bantuan lainnya, sehingga putera/I kita tidak harus kena dampak harus putus sekolah.

Hadapi semua permasalahan dengan tenang , berfikir positif dan bersikaplah optimis, bahwa ALLAH Maha Pemberi Rizki, kepada siapapun hambaNYA, dengan banyak berdo’a dan berikhtiar. Pengalaman Siti Hajar ketika ditinggalkan di padang sahara tanpa air tanpa makanan bisa menjadi inspirasi kita untuk kuat dan mau berbuat dan berikhtiar mencari rizki guna mempertahankan keberlangsungan hidup putera/i tercinta.

Jangan pernah mengalah dan memperparah keadaan dengan meminta mengakhiri pernikahan itu sendiri, karena belum tentu kehidupan yang lebih baik yang akan dihadapi, selama suami selama ini beriman dan berprilaku baik; tetap berusahalah untuk memahami kondisi psikologisnya yang lagi terluka, semoga suami tercinta cepat pulih dan memiliki energi untuk melanjutkan kehidupannya dengan normal, dan mau berbuat sesuatu lagi untuk keberlangsungan kebahagiaan keluarga. Dukungan dan uluran kasih sayang anda yang tulus, sangat dia nantikan tentunya.

Fihak orang tua suami/istri
Ketulusan dalam memberikan dukungan baik modal maupun moral sangatlah penting, karena kalau disertai ada, kebalikannyalah yang akan dirasakan putera/i kita.

Banyak suami akhirnya memilih menceraikan putri kita bukan karena sudah tidak sayang lagi, dan tidak merasa berat berpisah dengan anak-anaknya, tetapi kebanyakan sudah lelah dan tidak dapat lagi mentolerir perkataan yang terus menerus terhadap semua kebaikan selama ini, yang akhirnya merontokkan harga dirinya sebagai suami.

Semoga, semua fihak bisa saling memahami, sehingga ujian ini cepat selesai, dan semuanya menikmati manis dari buah kesabarannya, amien…

(1st Launched @wordpressdated August 29,2012)